Halaman

Minggu, 13 Maret 2011

Secondhand Serenade-Stranger

This is my favorite song ..
Would you try this song?



Verse 1:

C
turn around
C F
turn around and fix your eye in my direction
F
so there is a connection
C
i can speak
C F
i can make a sound to somehow capture your attention
F Dm
i'm staring at perfection
G
take a look at me so you can see


chorus:

C G
you call me a stranger
Dm
you say i'm a danger
F G C
but all these thoughts are leaving you tonight
G
i'm broken and bended
Dm
you are an angel
F G
making all my dreams come true tonight


C-F-C-F

verse 2:

C
i'm confident
C
but i can't pretend
F
i wasn't terrified to meet you
F
i knew you could see right through me
C
i saw my light flash right before my very eyes
F
and i need just what we turn into
F Dm
i was hoping that you could see
G
take a look at me so you can see


(repeat chorus)

F G F
you are an angel
G
making all my dreams come true tonight


C F
take a look at me so you can see how beautiful you are...
G C
take a look at me so you can see how beautiful you are... (2x)

C G
your beauty seems so far away
F G
i'll have to write a thousand songs to make you comprehend
C
how beautiful you are
G
i know that i can't make you stay
F
but i will give my final breath
G
to make you understand
F
how beautiful you are
G
understand how beautiful you are..




repeat chorus


C G
you call me a stranger..
(oohh..)

F
you say i'm a danger
C G - F - G
you call me a stranger..


just my mind (part 5)

lanjutannya dikit-dikit aja yaa..
because, i'm so busy in this month..



Kubuka laptopku untuk menyelesaikan tugas membuat proposal. Aku pun menyalakan lagu dari Secondhand Serenade dan mulai membesarkan volumenya. “Nad, ganti lagunya dong. Dari dulu yang diputer lagu ini terus.” Ujar Kesya protes dari dalam kamar mandi. Yaa, seperti yang kalian tau. Kesya tentu saja lagi mandi. “apa’an sih Sya? Lagunya enak tau.”

“you call me a stranger. you say i'm a danger. but all these thoughts are leaving you tonight. i'm broken and bended. you are an angel. making all my dreams come true tonight” akupun menyanyikan reff dari salah satu lagu Secondhand Serenade.

“i'm confident. but i can't pretend. i wasn't terrified to meet you. i knew you could see right through me. i saw my light flash right before my very eyes. and i need just what we turn into. i was hoping that you could see. take a look at me so you can see” tukas Kesya melanjutkan lagu yang kunyanyikan. “aku udah hafal lagu itu, Nad. Ganti dong.” Aku pun tertawa mendengar keluhan Kesya. Dengan segera aku menggerakkan mouse dan menemukan lagu lain. “Carrie Underwood yah, Sya?” tanyaku meminta persetujuannya. “iya deh, terserah kamu, Nad.” Ketika aku akan menekan tombol play. Ternyata handphone Kesya berbunyi. Segera saja kuraih, dan kulihat layar handphone tersebut. “Kakak calling”. Tanpa segan, aku pun mengangkatnya. “Haloo kak Nada.. iya Kesya lagi dirumahku.. ohh iya, nanti aku sampaikan.. okee kak..” kataku mengakhiri telephone dari Kak Nada. Yang tak lain dan tak bukan adalah kakak dari Kesya.

10 menit berlalu. Dan akhirnya Kesya pun keluar dari kamar mandi. Aku pun menoleh ke arahnya. “Nad, aku pakai baju apa nih?” Tanya Kesya sambil menoleh ke arahku. “tumben Tanya dulu? Biasanya langsung buka lemari dan nyari sendiri” tanyaku berusaha menyidir sambil sedikit tersenyum.

“Iya iya, maaf yah, Nad. Sekarang aku mau ijin nih. Pakai baju apa?”
“Terserah deh, ambil aja sendiri.”

Kesya pun segera membuka lemari dan melihat koleksi baju yang aku punya. Ada bolero dengan semua warna. Celana pendek berbagai model dan warna. Tube dress dengan berbagai warna yang cerah. T-Shirt berlengan pendek berbagai gambar dan warna, ada juga beberapa baju berlengan panjang yang jarang sekali ku pakai. Dan berbagai celana jeans lainnya. Kesya pun memilih celana pendek berwarna hitam dengan T-Shirt bergambar daisy dan berwarna biru putih. Setelah selesai mengganti bajunya, ia pun segera duduk disampingku untuk ikut menyelesaikan proposal.

sadness

ini adalah kejadian yang menurutku, benar-benar udah bikin aku badmood setengah mati :(
tapi aku sadar kamu juga nggak mungkin lupain dia gitu aja.. aku tau itu mustahil dan tak mungkin terjadi. tapi, aku minta jangan katakan itu lagi didepanku. aku nggak kuat dengernya..
gini ceritanya..



hari ini, aku pergi dengan seorang temen deketku. sebut aja namanya "ayya". aku muter-muter nyari kado buat "lia", kemudian ayya bilang kalau dia haus. oke, kita menuju kafe padi untuk membeli dua gelas es degan. jujur, awalnya mengasyikkan menjalani itu semua. sampai akhirnya, ayya mengeluarkan dompetnya dan menunjukkan kartu pelajar milikku yang dia ambil kemarin, dan disimpan dalam dompetnya.

"ini punyamu (sambil memperlihatkan kartu pelajar milikku), ini punyaku (sambil memperlihatkan kartu pelajar milikknya sendiri), ini yang lama (aku hanya berfikir pasti itu kartu pelajar ayya waktu kelas 8.)"

dan kamu pun mengulanginya lagi, "ini punya pak ****** (sambil menyebutkan nama papa dari sahabat lamanya dulu, padahal jelas-jelas yang dia pegang itu kartu pelajar punyaku.) eh salah, punya pak ********* (sambil menyebutkan nama ayahku.) sorry sorry."

aku hanya tersenyum kecil, jelas sekali bahwa senyumku itu terpaksa. bukannya aku ngelarang kamu deket lagi sama sahabat lamamu itu, tapi hargai aku sedikit dong. tega banget kamu ngomong tentang dia didepanku? mau pamer sama aku gitu taa? bilangnya udah nggak deket? kok masih keinget gitu lho? udah 2 kali kamu ngelakuin ini. satu kali lagi ngomong gitu, "dapet piring cantik" dari sayaa, ayy..

besok ngomong gitu lagi yaah?? tak tunggu lho..

Rabu, 09 Maret 2011

just my mind (part 4)

maaf nih, baru bisa posting.. hehe
lagi pula, ceritanya juga masih belom aku lanjutin..
ini ada sedikit lanjutan..



Aku dan Kesya segera membereskan buku note kita masing-masing. Aku pun keluar dengan mata yang benar-benar sudah ingin terpejam. Kesya hanya sedikit menoleh kepadaku dan sedikit tersenyum melihat kelakukanku itu. Kami berjalan beriringan menuju pintu gerbang. Di depan gerbang sudah terparkir mobil berwarna merah milikku. Itu hadiah dari nenek ketika aku berhasil masuk SMA ini dengan nilai yang memuaskan. Kami berdua masuk kedalam mobil sampai akhirnya Kevin berteriak memanggilku. “Nad, Nadia. Tunggu dong” Kevin berlari menghampiriku yang masih berada di sebelah pintu mobil. “apa?” jawabku seketus mungkin. Kevin terlihat masih membungkuk di depanku untuk mengatur nafasnya. “Nih, buat kamu” Kevin menyerahkan sebuah kotak yang telah dibungkus kertas kado berwarna biru. Aku menerimanya dan bertanya “apa ini?”, Kevin mulai berdiri tegak kembali. Dia menatapku dengan mata coklatnya. Aku langsung melepaskan pandangan darinya, aku ingin melupakannya. “buka aja sendiri nanti” jawab Kevin sambil berlalu dari hadapanku. Aku masih terus memandanginya dari belakang dengan tas hitam yang ia kenakan. Aku nggak percaya dia sekarang sudah bukan pacarku lagi, fikirku kemudian. Aku masuk kedalam mobil. “Pulang, pak”
Didalam mobil, aku kembali membuka catatanku hari itu

 Upacara hari senin besok, pengumuman bahwa aku juara.
 Kesya ingin berbicara denganku pada jam malam
 Pr mengarang Bu Delia min 50 halaman
 Buat proposal untuk kepsek
 Buat konsep proposal untuk band yang diundang

Sesampainya dirumah, aku dan kesya langsung masuk ke kamarku. Mengambilkan baju ganti untuk Kesya dan aku sendiri. Kami pun mengganti baju seragam sekolah kami dengan baju rumah. Kemudian duduk berdua di atas karpet yang ada di kamarku. “Sya, dari Kevin” kataku sambil menyerahkan kotak tadi pada Kesya. “buka dong” Kesya menatapku sambil tersenyum. Tanganku mulai membuka kotak itu, jantungku mulai berdebar. Bertanya-tanya tentang apa isi kotak tersebut. Isinya adalah sebuah boneka cat marrie, dengan sebuah surat didalamnya. Aku membuka surat itu.
“Tell me why. You’re so hard to forget. Memories, Supposed to fade. What’s wrong with my heart? Maybe i regret. How i let you go.”

Aku merasa sedikit sedih membaca surat itu. Rasanya ingin berbicara didepannya bahwa aku juga masih menyanyanginya. Tetapi, aku juga tidak ingin dia celaka. “Nad? Apa isinya? Setelah putus dengan Kevin kamu jadi sering melamun ya?” Tanya Kesya membuyarkan semuanya. Aku menyerahkan surat itu kepada Kesya untuk dibacanya. “Nad, jujur sama aku. Kamu masih sayang Kevin kan, Nad?” aku hanya diam seribu bahasa. Aku bingung untuk menanggapi semuanya. Aku bingung harus melakukan apa untuk membuat semuanya selesai dan tanpa air mata lagi. “Nadira…” panggil Kesya kembali. Aku menoleh kepada Kesya dan kemudian beranjak berdiri dari tempat itu. Berjalan menuju meja didekat kasur. Mengambil fotoku dengan Kevin ketika kita masih bersama. Memandanginya lekat-lekat dan akupun menangis. Kesya mendekatiku, dia berusaha menenangkanku selayaknya seorang sahabat ketika melihatnya sahabatnya menangis.

Drrrtt drrrttt…. Drrtt drrrtt.. handphoneku bergetar. Aku menyeka air mataku dan melihatnya. Terdapat tulisan “Kevin Calling” aku hanya memandanginya sesaat. Dan menekan tombol hijau yang ada disitu. “Hallo” kataku kemudian. “sudah dibuka Nad? Gimana? Suka?” tanyanya padaku. Aku diam dan menoleh untuk melihat kembali boneka cat marrie yang tergeletak diatas karpet. “suka, makasih” jawabku sedingin mungkin. Aku tidak ingin Kevin mendengar suara sesenggukanku karna habis menangis. “jutek amat sih, Nad? Jangan gitu ah.. suara kamu makin jelek tau.. Hahaha” rayu Kevin sambil tertawa. Akupun hanya berusaha tersenyum mendengar lelucon, yang sebenarnya benar-benar tidak lucu bagiku. “Nad, kok diem aja sih? Ngomong dong.. Sariawan nih?” aku tetap diam hanya melamun memandangi awan biru dan rerumputan hijau di kebun yang berada di samping rumahku. Aku meandangi itu semua lewat jendela kamarku. “Nadia nih.. gak seru deh.. kenapa sih?? Ngomong sedikit gitu. Aku tutup nih telephonenya kalau nggak mau ngomong” rayu Kevin lagi. Tapi aku tetap diam dan tidak menghiraukannya. Akhirnya Kevin pun memutuskan untuk mengakhiri telephone tersebut. Aku pun melempar handphone secara sembarangan kearah tempat tidur lalu berbaring disebelah Kesya, dan kemudian kami berdua tertidur.

“Non Nadia, sholat dulu non..” kata mbak Mirna membangunkan sambil menggoyang-goyangkan kakiku. Aku pun terbangun dan melihat jam dinding yang ada diatas televise kamarku. Jam 2 siang, fikirku. “ya mbak, Nadia bangun” aku membuka selimut dan menggoyang-goyangkan Kesya untuk menyuruhnya sholat. “Sya, bangun dong. Sholat dulu yuk.” Kesya pun terbangun dan berkedip-kedip. Tanda dia masih mengantuk. “kamu duluan aja deh, Nad.” Aku pun beranjak dari tempat tidurku dan duduk di tepi ranjang. “nanti kalau sudah sholat, langsung makan ya, non” aku hanya mengangguk tanda mengiyakan. Mbak mirna pun keluar dan menutup pintu kamarku. Aku berdiri dan memasuki kamar mandiku untuk berwudlu. Mengambil mukena dari dalam lemari, dan kemudian melaksanakan kewajibanku sebagai seorang muslim.